Nikmatnya Sarapan Pecel Punten dan Es Dawet khas Blitar
Pagi itu (8/04/2016) bertepatan dengan acara
mudikku dari Malang menuju Tulungagung. Ya pagi pukul 8 aku memulai perjalanan
dengan perut masih kenyang, karena memang kebiasaan tidak pernah mengenal yang
namanya makan pagi. Mudik yang ku lakukan hanya seorang diri ini ternyata cukup
menguras tenaga yang akirnya berimbas juga pada perut yang semakin menginginkan
sarapan. Sementara jajaran warung di kanan dan kiri jalan terus saja menggoda
dengan tampilan menu dan bahkan aroma yang semakin menggoyahkan iman. Memang
sebenarnya mudah, tinggal berhenti lalu makan. Tapi bagiku memilih makan atau
tempat makan tak sesederhana itu. Semua harus pas dan lolos standar uji, jangan
salah seleraku soal rasa memang tinnggi. Paling tidak makanan dan tempat makan
tersebut harus pas, maksudnya pas di lidah dan pas di kantong tentunya. Agar nantinya
setelah makan tak hanya perut saja yang kenyang tapi hati pun juga riang.
Motor saat itu sudah menempuh hampir setengah
dari perjelanan. Setelah melewati bendungan sutami tibalah saatnya memasuki daerah
Blitar. Nah di Blitar ini, hatiku tergoda pada warung sederhana milik Mbak Mi. Tepatnya
di Desa Mronjo, Kec. Selopuro atau di sekitar Jl. Raya Sumberaden. Dari bener
penutup warung tertulis dengan jelas “Jenang dan Pecel Punten Mbak Mi“ ditambah
dengan gambar pecel punten yang besar. Suasana ndeso yang khas dan menu
tradisional yang langka aku kira layak untuk dicoba. Motor ku parkirkan tepat
di depan warung, ku beranikan diri masuk warung kecil itu dengan rasa penasaran
yang berlebihan. Pemilik warung ternyata seorang ibu muda yang ramah. Tanpa
basa - basi langsung saja ku pesan menu yang menjadi andalan warung Mbak Mi ini,
apa lagi kalau bukan pecel punten. Sedangkan untuk minum, aku lebih memilih es
dawet yang segar menggelegar meskipun ada minuman es jenang yang lebih dulu populer.
Sembari menunggu pesanan, ada beberapa jajanan yang juga masuk dalam katagori
tradisional yang akirnya ku cicipi juga. Ada tape ketan dengan bungkus daun
pisang hijau, ada juga beberapa gorengan seperti tahu isi dan ote – ote yang
turut melengkapi acara sarapan pagi itu.
Tampilan semua makanan yang siap dimakan |
Pecel Punten Khas Blitar |
Hanya beberapa menit aku memesan, menu
yang menjadi idaman itu akirnya mendarat
di meja makan. Satu porsi punten pecel tampak serasi berdampingan dengan satu
mangkok es dawet yang segar. Oke kita mulai mencoba pecel puntennya, Ternyata
isi dari porsi pecel punten tersebut adalah punten, capar (tauge), sayuran,
tangkai bunga turi, ada tahu dan rempeyek udang dan sebagai penutupnya sambal
pecel yang sangat terasa kacangnya. Punten sebagai pengganti nasi ini diptong
kotak - kotak kecil mirip lontong, namun tekstur dan rasanya punya ciri khas
tersendiri. Warnanya putih, teksturnya sedikit lengket dan rasanya gurih dengan
sedikit asin. Jika dipadukan dengan sayur dan bumbu pecel nikmatnya meningkat
berlipat – lipat.
Satu bungkus rempeyek |
Untuk melengkapi kenikmatan pecel punten, kita bisa menambah
satu bungkus rempeyek udang lagi yang
dijual terpisah. Semua rasa berbaur menjadi satu punten yang asin gurih,
sayuran dan tauge yang segar, peyek udang yang renyah serta sambel pecel yang
pedas manis berkolaborasi menjadi satu porsi pecel punten yang sempurna.
Es Dawet penggoda iman |
Puas
dengan makan, selanjutnya berganti dengan minuman es dawet yang manis dan super
seger. Es dawet ini menggunakan pemanis dan pewarna alami, gula aren yang
berwarna coklat kemerahan membuat rasa dan tampilan kuah es dawet menjadi lebih
greget. Rasa santan kelapa yang kuat turut mendominasi, ditambah lagi dengan
butiran cendol kecil yang pas. Kesan manis alami dan aroma santan kelapa
menjadikan minuman ini layak untuk melepas dahaga di pagi yang cerah itu.
Harga dari keseluruhan yang ku makan mulai dari satu porsi pecel punten, es dawet, satu bungkus rempeyek tambahan, tape ketan, dan beberapa gorengan hanya Rp.15.000,- saja. Murah dan cukup membuatku merasa puas. Menikmati makanan tradisional selalu
memberikan kesan yang tak terlupakan. Terkadang meenjadi kenangan dan tak
jarang momennya akan selalu dirindukan para pecintanya. Tetap lestarikan terus
makanan tradisional, dan nikmatilah kelezatan cita rasa Nusantara.