Hari Kedua di Pulau Dewata (Episode 3)
Hari kedua di pualau Dewata lebih terasa menggila. Semua tujuan kami rencanakan secara spontan dan tanpa ribet dengan persiapan. Pagi sekitar pukul 09.00 WITA acara rutin seperti mandi dan sarapan alhamdulillah sudah terlaksanakan dengan penuh kebahagiaan. Sambil duduk santai mulailah kami mencari informasi lewat internet daerah mana saja yang beruntung akan kami singgahi. Daerah terdekat yang akan kami tuju adalah UBUD, kata yang seolah tak asing di telinga, meskipun kami juga belum jelas ada apa disana. Tiba saatnya motor kami ajak untuk berkeliling bali lebih lama lagi. Kali ini aplikasi google map menemani perjalanan sebagai petunjuk jalan.
Baca Juga : Ada Cerita di Pantai Kuta (Episode 2)
Hutan Monyet di UBUD
Hutan Monyet di Bali |
Perjalanan
menuju UBUD memakan waktu hampir setengah jam dari lokasi kami menginab. Kalau
ingin melihat suasana pedesaan wisata memang di daerah ini masih tersedia
lengkap dengan berbagai paket eksotisnya. Kita bisa melihat jalan - jalan kecil
beraspal rapi dengan area persawahan terasiring disekelilingnya. Sungai -
sungai yang tak terlalu deras menambah suasana peedesaan asri dengan suara
gemricik airnya. Namun yang tak kalah menarik disepanjang jalan banyak kami
jumpai aktifias orang – orang bali sibuk dengan upacara adatnya.
Perjalanan yang terkesan sepontan ini akirnya membawa kami ke daerah Padangtegal, suatu tempat dimana banyak monyet disana. Lebih terkenal dengan nama Hutan Monyet Keramat. Parkirnya geratis, tapi untuk tiket masuknya kita harus mengeluarkan Rp. 40.000,- rupiah untuk deewasa dan Rp.30.000,- untuk anak - anak.Lokasinya merupakan hutan yang dikeramatkan, mulai dari pintu masuk kita akan menyususri jalan yang lumayan panjang. Ada pura indah dan terlihat tua di area hutan monyet tersebut. Yang paling menarik minat pengunjung adalah tingkah laku monyet - monyet disana. Monyet tersebut terlihat menggemaskan dan tidak segan - segan menggoda pengunjung untuk memberinya makan. Kalau soal pemandangan alam, di area hutan itu sungguh menakjubkan.
Mengunjungi Pasar Seni Sukawati
Perjalanan yang terkesan sepontan ini akirnya membawa kami ke daerah Padangtegal, suatu tempat dimana banyak monyet disana. Lebih terkenal dengan nama Hutan Monyet Keramat. Parkirnya geratis, tapi untuk tiket masuknya kita harus mengeluarkan Rp. 40.000,- rupiah untuk deewasa dan Rp.30.000,- untuk anak - anak.Lokasinya merupakan hutan yang dikeramatkan, mulai dari pintu masuk kita akan menyususri jalan yang lumayan panjang. Ada pura indah dan terlihat tua di area hutan monyet tersebut. Yang paling menarik minat pengunjung adalah tingkah laku monyet - monyet disana. Monyet tersebut terlihat menggemaskan dan tidak segan - segan menggoda pengunjung untuk memberinya makan. Kalau soal pemandangan alam, di area hutan itu sungguh menakjubkan.
Mengunjungi Pasar Seni Sukawati
Suasana di Luar Pasar Sukawati |
Aneka Kaos di Pasar Seni Sukowati |
Sukawati menjadi tempat yang banyak dicari oleh wisata baik asing maupun domestik. Tempatnya lumayan ramai, dengan area yang cukup luas kita bisa leluasa memilih barang - barang sesuai selera. Banyak barang seni yang dijual disana, mulai dari tas, sandal, pakaian, ukiran, lukisan, dan aneka souvenir kas bali sangat mudah kita jumpai. Yang palik menarik perhatian adalah soal harga. Sukawati menawarkan harga yang super murah, contohnya untuk kaos saja kita bisa mendapatkannya hanya dengan harga Rp. 15.000,- itupun tanpa susah - susah harus menawar.
Menikmati Suasana Pantai Sanur
Suasana Pantai Sanur |
Santai di Pantai Sanur |
Dari Sukawati perjalanan kita lanjutkan menuju tempat
yang terkenal dengan pantai matahari terbit. Nama asli tempat tersebut adalah
Pantai Sanur, letaknya berada di selatan
pulau Bali dan menghadap langsung ke arah Timur. Untuk dapat masuk ke pantai
sanur, kita hanya dikenakan biaya parkir tanpa ada pungutan tiket masuk. Suasananya
lebih sepi jika dibandingkan dengan pantai Kuta. Di pantai ini kita bisa
melihat sebuah bangunan dermaga yang indah, biasa digunakan sebagai objek
fotorafi. Di tepian pantai banyak kita temukan kafe – kafe sederhana yang penuh
dengan wisatawan asing. Yang paling unik dan asik, kita dapat menjumpai jalan
kecil berpaving yang dibuat kusus untuk tempat bersepeda dan berjalan kaki
menyusuri pesisir pantai sanur.
Di sekeliling jalan kecil tersebut ada pedagang souvenir, penjual makanan, tempat penukaran uang asing, dan juga jasa sewa kapal menuju pulau Nusa Penida. Banyak juga hotel – hotel dengan konsep alam yang berjajajar tepat di piggir pantai. Kami juga sempat menikmati jajanan lumpia yang banyak dijual di area pantai sanur. Satu porsinya hanya Rp. 5000,- ( lima ribu rupiah ) itu pun sudah geratis sambel kacang yang menggoda iman. Menikmati lumpia sambil memandangi birunya pantai Sanur menjadi pengalaman yang susah untuk dilupakan. Meskipun begitu kami harus rela meninggalkan Sanur menuju tujuan berikutnya.
Melihat Sunset di Tanah Lot
Di sekeliling jalan kecil tersebut ada pedagang souvenir, penjual makanan, tempat penukaran uang asing, dan juga jasa sewa kapal menuju pulau Nusa Penida. Banyak juga hotel – hotel dengan konsep alam yang berjajajar tepat di piggir pantai. Kami juga sempat menikmati jajanan lumpia yang banyak dijual di area pantai sanur. Satu porsinya hanya Rp. 5000,- ( lima ribu rupiah ) itu pun sudah geratis sambel kacang yang menggoda iman. Menikmati lumpia sambil memandangi birunya pantai Sanur menjadi pengalaman yang susah untuk dilupakan. Meskipun begitu kami harus rela meninggalkan Sanur menuju tujuan berikutnya.
Melihat Sunset di Tanah Lot
Suasana di Pintu Masuk Tanah Lot |
Sebelum senja tiba kami sudah bergegas menuju tempat
yang menjadi tujuan utama kami di hari kedua ini. Ya kami akan melihat fenomena
matahari terbenam di Tanah Lot. Perjalanan kami dari Sanur menuju Tanah Lot
membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit. Karena saat itu akses jalan lumayan
ramai sehingga motor kami tak sanggup bergerak lebih cepat lagi. Untuk dapat
masuk ke Tanah Lot kita diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000,-
ditambah biaya parkir Rp.2000,- . Harga yang
cukup murah meriah untuk tempat wisata kelas dunia. Kesan pertama tiba ditempat
ini adalah biasa karena kita akan disuguhi pemandangan umum dari luarnya saja.
Kemudian kami digiring menusuri semacam pasar seni yang lumayan panjang. Semakin jauh melangkah mulailah tampak jajaran toko yang rapi dengan berbagai macam koleksi barang kerajinanya. Jika diamati secara seksama maka kita akan takjub dengan sekenario pengelola wisata di area wisata ini. Karena penataan area belanja atau pertokoan sengaja dibuat memanjang tanpa menghilangkan unsur estetika tempat. Langkah kaki berlanjut memasuki kawasan utama, yaitu sebuah gapura mirip pura yang merupakan akses utama menuju Tanah Lot yang terkenal itu.
Kemudian kami digiring menusuri semacam pasar seni yang lumayan panjang. Semakin jauh melangkah mulailah tampak jajaran toko yang rapi dengan berbagai macam koleksi barang kerajinanya. Jika diamati secara seksama maka kita akan takjub dengan sekenario pengelola wisata di area wisata ini. Karena penataan area belanja atau pertokoan sengaja dibuat memanjang tanpa menghilangkan unsur estetika tempat. Langkah kaki berlanjut memasuki kawasan utama, yaitu sebuah gapura mirip pura yang merupakan akses utama menuju Tanah Lot yang terkenal itu.
Tanah Lot - Bali |
Watu Bolong di Tanah Lot - Bali |
Sore Hari di Tanah Lot |
Sunset di Tanah Lot |